Kamis, 14 Mei 2015

Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Point Counterpoint
a.      Pengertian Strategi Pembelajaran
Pada awalnya istilah strategi hanya digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara untuk memenangkan peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan untuh memperoleh keberhasilan dalam mencapai tujuan. Peneliti dalam hal ini menggunakan istilah strategi dalam bidang pendidikan dengan tujuan mengantarkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
Mintzberg dan Waters dalam Abdul Majid mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan. Kemudian Hardy, Langley, dan Rose juga dalam Abdul Majid mengemukakan strategi dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan.[1]
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, jika dihubungkan dengan pendidikan dapat disimpulkan bahwa stretegi adalah suatu pola yang direncanakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran. Secara sederhana, istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.[2]
Berikut pendapat beberapa ahli yang dikutip dari Abdul Majid yang berkaitan dengan pengertian strategi pembelajaran:
Kemp menjelaskan bahwa stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
Dick and Carey menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran yang diterapkan oleh guru kepada peserta didik. Tujuannya adalah terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran. Pihak-pihak yang terkait adalah guru dan peserta didik.
b.      Strategi Pembelajaran Kooperatif
Salah satu strategi dari pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan oleh para ahli pendidikan untuk digunakan.
Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Jhonson dalam Isjoni cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.[3]
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk berintekrasi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.[4]
Berdasarkan penjabaran di atas dapat kita simpulkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa memiliki tanggung jawab belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.  Tujuan utama dalam penggunaan pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
c.       Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Point Counterpoint
Strategi pembelajaran koperatif tipe point counterpoint adalah strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan belajar siswa secara mendalam. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hisyam Zaini dalam bukunya strategi pembelajaran aktif bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe point counter point adalah proses pembelajaran yang berpusat pada kegiatan belajar siswa dalam mediskusikan isu-isu kompleks secara mendalam, dimana siswa lebih memiliki kebebasan dalam belajarnya.[5]
d.      Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Point Counterpoint
Agar lebih jelas mengenai strategi pembelajaran tipe pointcounterpoint dapat dikemukakan langkah-langkahnya sebagai berikut:
1)    Pilihlah isu-isu kontroversi yang mempunyai banyak perspektif
2)   Bagi siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah perspektif yang ditentukan
3)   Minta masing-masing kelompok untuk menyiapkan argumen-argumen sesuai dengan pandangan kelompok yang diwakili. Dalam aktivitas ini ini pisahkan masing-masing tempat duduk kelompok
4)   Kumpulkan kembali siswa dengan catatan, siswa duduk berdekatan dengan teman satu kelompoknya
5)   Mulai debat dengan mempersilahkan kelompok mana saja yang akan menyampaikan argumen
6)   Setelah salah seorang siswa menyampaikan suatu argumen sesuai dengan pandangan yang diwakili oleh kelompoknya, bantah atau koreksi dari kelompok yang lain prihal isi yang sama.
7)   Lanjutkan proses ini sampai waktu yang memungkinkan
8)   Rangkum debat yang baru saja dilaksanakan dengan menggaris bawahi atau mungkin mencari titik temu dari argumen-argumen yang muncul.[6]
e.       Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Point Counterpoint
Adapun keunggulan dari strategi pembelajaran point counterpoint adalah sebagai berikut:
1)    Efektif digunakan untuk melibatkan siswa dalam diskusi
2)   Efektif digunakan pada pelajaran agama, sosial atu tentang lingkungan
3)   Dapat menciptakan kerjasama siswa untuk memecahkan masalah dalam belajar
Adapun kelemahan dari strategi point counterpoint adalah sebagai berikut:
1)   Strategi ini penggunaannya terbatas pada pelajaran tertentu saja, dan kurang efektif untuk pelajaran Sains, Matematika dan lain-lain.
2)   Pelaksanaan diskusi dalam pembelajaran membutuhkan pengawasan yang baik agar diskusi berjalan dengan benar.[7]



[1]Abdul Majid, Op. Cit. hal. 3.
[2]Ibid, hal. 4.
[3]Isjoni, Cooperative Learning, Bandung: Alfabeta, 2010, hal. 17.
[4]Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2013, hal. 203.
[5]Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Insan Madani, hal. 41.
[6]Ibid, hal. 42.                          
[7]Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : CTSD, 2007, hal. 42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar