Strategi
Pembelajaran Kooperatif Tipe Point Counterpoint
a.
Pengertian
Strategi Pembelajaran
Pada awalnya istilah strategi
hanya digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara untuk
memenangkan peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam
berbagai bidang kegiatan untuh memperoleh keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Peneliti dalam hal ini menggunakan istilah strategi dalam bidang pendidikan
dengan tujuan mengantarkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
Mintzberg dan Waters dalam Abdul Majid
mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan. Kemudian
Hardy, Langley, dan Rose juga dalam Abdul Majid mengemukakan strategi dipahami
sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan.[1]
Berdasarkan beberapa
pengertian diatas, jika dihubungkan dengan pendidikan dapat disimpulkan bahwa
stretegi adalah suatu pola yang direncanakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan
pembelajaran.
Strategi yang diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran disebut strategi pembelajaran. Secara sederhana,
istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau
kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan
pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.[2]
Berikut pendapat beberapa
ahli yang dikutip dari Abdul Majid yang berkaitan dengan pengertian strategi
pembelajaran:
Kemp menjelaskan bahwa stategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
Dick and Carey menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur
atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Berdasarkan penjelasan
diatas dapat kita simpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu pola
pembelajaran yang diterapkan oleh guru kepada peserta didik. Tujuannya adalah
terwujudnya efesiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran. Pihak-pihak yang
terkait adalah guru dan peserta didik.
b.
Strategi
Pembelajaran Kooperatif
Salah satu strategi dari pembelajaran kelompok adalah
strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan
strategi pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan
oleh para ahli pendidikan untuk digunakan.
Istilah cooperative learning dalam pengertian
bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Menurut Jhonson
dalam Isjoni cooperative learning
adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar
siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan
mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.[3]
Pembelajaran kooperatif
adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu
kelompok kecil untuk berintekrasi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa
belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua
tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama
anggota kelompok untuk belajar.Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok
kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.[4]
Berdasarkan
penjabaran di atas dapat kita simpulkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif
adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja sama dengan
anggota lainnya. Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa memiliki tanggung
jawab belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk
belajar. Tujuan utama dalam penggunaan
pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara
berkelompok bersama teman-temannya dengan saling menghargai pendapat dan
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan
menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
c.
Strategi
Pembelajaran Kooperatif Tipe Point Counterpoint
Strategi pembelajaran koperatif tipe point counterpoint
adalah strategi pembelajaran yang dapat mengaktifkan belajar siswa secara
mendalam. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hisyam Zaini dalam
bukunya strategi pembelajaran aktif bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe
point counter point adalah proses pembelajaran yang berpusat pada kegiatan
belajar siswa dalam mediskusikan isu-isu kompleks secara mendalam, dimana siswa
lebih memiliki kebebasan dalam belajarnya.[5]
d.
Langkah-langkah
dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Point Counterpoint
Agar lebih jelas mengenai strategi pembelajaran tipe pointcounterpoint dapat dikemukakan
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1)
Pilihlah
isu-isu kontroversi yang mempunyai banyak perspektif
2)
Bagi
siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah perspektif yang
ditentukan
3)
Minta
masing-masing kelompok untuk menyiapkan argumen-argumen sesuai dengan pandangan
kelompok yang diwakili. Dalam aktivitas ini ini pisahkan masing-masing tempat
duduk kelompok
4)
Kumpulkan
kembali siswa dengan catatan, siswa duduk berdekatan dengan teman satu
kelompoknya
5)
Mulai
debat dengan mempersilahkan kelompok mana saja yang akan menyampaikan argumen
6)
Setelah
salah seorang siswa menyampaikan suatu argumen sesuai dengan pandangan yang
diwakili oleh kelompoknya, bantah atau koreksi dari kelompok yang lain prihal
isi yang sama.
7)
Lanjutkan
proses ini sampai waktu yang memungkinkan
8)
Rangkum
debat yang baru saja dilaksanakan dengan menggaris bawahi atau mungkin mencari
titik temu dari argumen-argumen yang muncul.[6]
e. Keunggulan
dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Point Counterpoint
Adapun keunggulan dari strategi pembelajaran point
counterpoint adalah sebagai berikut:
1)
Efektif
digunakan untuk melibatkan siswa dalam diskusi
2)
Efektif
digunakan pada pelajaran agama, sosial atu tentang lingkungan
3)
Dapat
menciptakan kerjasama siswa untuk memecahkan masalah dalam belajar
Adapun kelemahan dari strategi
point counterpoint adalah sebagai berikut:
1)
Strategi
ini penggunaannya terbatas pada pelajaran tertentu saja, dan kurang efektif
untuk pelajaran Sains, Matematika dan lain-lain.
2)
Pelaksanaan
diskusi dalam pembelajaran membutuhkan pengawasan yang baik agar diskusi
berjalan dengan benar.[7]
[1]Abdul
Majid, Op. Cit. hal. 3.
[2]Ibid, hal. 4.
[3]Isjoni,
Cooperative Learning, Bandung:
Alfabeta, 2010, hal. 17.
[4]Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2013, hal. 203.
[5]Hisyam
Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta: Insan Madani, hal. 41.
[7]Hisyam
Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta : CTSD, 2007, hal. 42